reachfar – Menjelang peringatan 7 Oktober, berbagai aksi unjuk rasa pro-Palestina berlangsung di sejumlah negara di seluruh dunia. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas global terhadap rakyat Palestina, yang selama ini berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka di tengah ketegangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Unjuk rasa pro-Palestina ini diadakan di berbagai kota besar, termasuk New York, London, Paris, dan Jakarta. Ribuan demonstran turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan mereka, yang antara lain menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga Palestina, pengakuan terhadap negara Palestina yang merdeka, serta penghapusan blokade yang telah menghimpit kehidupan sehari-hari rakyat Gaza.
Di New York, para demonstran berkumpul di dekat Markas Besar PBB, mengangkat spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina” dan “Stop Pendudukan.” Mereka menggelar orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan sambil menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan nyata dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Di London, aksi serupa berlangsung di depan gedung Parlemen. Para peserta, yang terdiri dari berbagai latar belakang, menyuarakan solidaritas mereka melalui poster dan banner yang menggambarkan penderitaan rakyat Palestina. Aksi ini juga diwarnai dengan orasi oleh aktivis yang menyoroti pentingnya dukungan internasional bagi perjuangan Palestina.
Dalam setiap aksi unjuk rasa, pesan utama yang disampaikan adalah perlunya solidaritas internasional dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan bagi rakyat Palestina. Para demonstran menuntut agar negara-negara di dunia mengambil langkah konkret, seperti menjatuhkan sanksi kepada Israel dan mendukung resolusi PBB yang menegaskan hak-hak Palestina.
Di Paris, pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun besar dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan Palestina. Mereka juga membagikan selebaran yang menjelaskan situasi terkini di Palestina dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak tinggal diam terhadap tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional.
Aksi unjuk rasa ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat umum, tetapi juga mendapatkan dukungan dari berbagai organisasi non-pemerintah, tokoh masyarakat, dan artis yang peduli terhadap isu ini. Mereka menyampaikan pesan-pesan solidaritas melalui media sosial, mengajak lebih banyak orang untuk ikut berpartisipasi dalam aksi ini.
Salah satu aktivis asal Indonesia, Maria Shinta, yang ikut berunjuk rasa di Jakarta, mengatakan, “Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat dunia tidak akan diam terhadap ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina. Kami semua bersatu untuk menyuarakan harapan dan keadilan.”
Aksi ini menarik perhatian media internasional, yang meliput berbagai kegiatan unjuk rasa di seluruh dunia. Beberapa media mencatat bahwa demonstrasi ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap isu Palestina.
Di sisi lain, beberapa pemerintah menyampaikan sikap mereka terhadap situasi di Palestina melalui pernyataan resmi. Ada yang mengutuk kekerasan yang terjadi, sementara yang lain mengingatkan perlunya dialog dan negosiasi untuk mencapai solusi damai.
Solidaritas global yang ditunjukkan melalui unjuk rasa pro-Palestina ini merupakan bentuk dukungan moral bagi rakyat Palestina dalam perjuangan mereka. Masyarakat dunia bersatu untuk menyuarakan keprihatinan atas situasi yang berlangsung dan menuntut keadilan serta pengakuan hak-hak asasi manusia bagi semua pihak.
Dengan semakin banyaknya aksi solidaritas yang dilakukan, diharapkan suara rakyat Palestina semakin didengar dan mendapatkan perhatian yang layak dari komunitas internasional. Peringatan 7 Oktober bukan hanya sekadar tanggal, tetapi juga momentum untuk menyatukan kekuatan dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian di Palestina.