reachfar – PT PLN (Persero) melalui PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan mengembangkan program co-firing biomassa. Program ini merupakan salah satu upaya PLN untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Sejak awal 2023, PLN EPI telah memulai Program Desa Berdaya Energi dengan memberikan pendampingan budi daya tanaman energi pengganti batu bara seperti Kaliandra Merah, Gmelina, Gamal, dan Indigofera. Program ini dimulai di Kalurahan Gombang dan Karangasem, Gunungkidul, Yogyakarta, dan telah melibatkan penduduk setempat dalam membudidayakan tanaman tersebut.
“Jika tanaman ini sudah besar dan batangnya tinggi, maka akan digunakan sebagai produk biomassa. Setelah ditebang, batangnya akan dikumpulkan dan diolah menjadi sodas yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar PLTU,” kata Sekper PLN EPI, Mamit Setiawan, pada Selasa (30 Juli 2024).
Pada November 2024, PLN EPI bersama warga di kedua kalurahan tersebut akan menanam 50 ribu pohon biomassa setelah panen 100 ribu pohon yang telah ditanam sebelumnya. Dengan penambahan pembudidayaan 50 ribu pohon baru ini, PLN EPI memproyeksikan akan menghasilkan 300 ton biomassa setiap tahunnya.
Selain di Yogyakarta, program serupa juga dilaksanakan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Di kedua daerah ini, PLN EPI menanam tanaman multifungsi seperti Gamal (gliricidia sepium) di lahan seluas 100 hektare. Kolaborasi ini melibatkan delapan kelompok tani di Desa Rawa Subur dan tiga kelompok tani di Desa Buntoi.
Program ini tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Daun dari tanaman energi dapat digunakan sebagai pakan ternak, sementara rantingnya dapat dijual ke PLN EPI untuk biomassa. Selain itu, program ini juga membantu mengatasi kekurangan pakan ternak di kedua kalurahan tersebut.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam jenis tanaman biomassa dan menambah manfaat bagi masyarakat terutama peternak lokal,” ujar Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PLN EPI.
Pelaksanaan program penanaman tanaman multifungsi ini juga merupakan wujud implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang berdampak pada banyak hal, seperti pemanfaatan lahan yang tidak produktif, ketersediaan daun Gamal yang juga pakan ternak berkualitas, pelestarian lingkungan, dan penyediaan bahan baku biomassa untuk co-firing PLTU.
Dengan komitmen yang kuat dari PLN dan kolaborasi dengan berbagai pihak, pengembangan tanaman energi sebagai pengganti batu bara di PLTU menunjukkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi ke arah yang lebih berkelanjutan. Program ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, menjadikannya sebagai solusi win-win untuk lingkungan dan perekonomian.