dampak-kebijakan-trump-sri-mulyani-prediksi-dolar-as-akan-semakin-perkasa

reachfar – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa dolar Amerika Serikat (AS) akan semakin perkasa sepanjang tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh kebijakan tarif impor yang gencar dilakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, yang berpotensi mempengaruhi sikap The Fed dalam menetapkan arah kebijakan suku bunga.

Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Sri Mulyani menjelaskan bahwa penguatan dolar AS akan memberikan tekanan tambahan terhadap mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah. “Indeks mata uang dolar AS atau Amerika Serikat (US Dollar) berada dalam tren yang meningkat dan ini akan memberikan tambahan tekanan pelemahan pada mata uang dunia lainnya,” kata Sri Mulyani pada Jumat (24/1/2025).

Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa dari sisi fiskal Amerika Serikat akan lebih ekspansif, yang mendorong yield dari US Treasury tetap tinggi baik pada tenor jangka pendek maupun jangka panjang. “Tekanan politik global yang meningkat dan preferensi investor yang makin besar terhadap aset-aset keuangan Amerika Serikat akan menyebabkan indeks mata uang dolar AS berada dalam tren yang meningkat,” tambahnya.

Selain itu, Sri Mulyani memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada semester II 2024 akan berada pada rentang Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi makro di APBN yang berada di Rp 15.000 per dolar AS.

dampak-kebijakan-trump-sri-mulyani-prediksi-dolar-as-akan-semakin-perkasa

Dengan adanya kebijakan proteksionisme dan energi yang mungkin akan ditekankan oleh Trump, Indonesia harus mengantisipasi risiko ini dengan strategi yang tepat. Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyarankan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi perubahan kebijakan ekonomi global oleh Trump. “Meski depresiasi rupiah di bawah tekanan dolar mungkin tidak lebih buruk dibandingkan mata uang lain, Indonesia tetap harus waspada terhadap potensi volatilitas ini. Potensi fluktuasi nilai tukar yang tinggi bisa berdampak pada kondisi fiskal negara, terutama dalam hal pembiayaan defisit anggaran,” ujar Hidayat.

Dengan demikian, penguatan dolar AS akibat kebijakan Trump tidak hanya mempengaruhi nilai tukar rupiah, tetapi juga berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan strategi pembiayaan defisit melalui Global Bond. Indonesia perlu waspada dan siap menghadapi tantangan ini dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat.