reachfar – Untuk pertama kalinya dalam empat dekade, pemerintah Amerika Serikat mempertimbangkan pembubaran salah satu monopoli terbesar dan paling berpengaruh di dunia: Google. Ini merupakan langkah yang mengguncang industri teknologi, mengingat besarnya peran Google dalam kehidupan sehari-hari jutaan orang.
Departemen Kehakiman AS, dalam pengajuan pengadilan pada Selasa malam, mengungkapkan bahwa mereka mungkin merekomendasikan pemecahan bisnis inti Google. Rencana ini mencakup pemisahan bisnis pencarian Google dari divisi lainnya, seperti Android, Chrome, dan toko aplikasi Google Play. Langkah ini diusulkan sebagai upaya untuk mencegah Google menggunakan produk-produk tersebut untuk mengambil keuntungan dari posisi dominan dalam pencarian.
“Hal ini akan mencegah Google menggunakan produk seperti Chrome, Play, dan Android untuk mengambil keuntungan dari pencarian Google dan produk serta fitur terkait pencarian Google termasuk titik akses dan fitur pencarian yang baru muncul, seperti kecerdasan buatan dibandingkan pesaing atau pendatang baru,” ujar pemerintah dalam pengajuan pengadilan tersebut.
Rekomendasi ini muncul setelah hakim federal pada bulan Agustus lalu memutuskan bahwa Google telah melanggar undang-undang antimonopoli AS dengan bisnis pencariannya. Dalam putusan tersebut, hakim menyebut Google sebagai “perusahaan monopoli,” yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam dunia pencarian online. Keputusan ini menjadi landasan bagi perubahan mendasar pada bisnis tertua dan terpenting Google serta cara jutaan orang Amerika memperoleh informasi daring.
Kondisi ini semakin memicu perhatian pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang lebih tegas dalam mengatur perusahaan-perusahaan teknologi besar yang memiliki potensi mengganggu pasar dan inovasi.
Google, melalui sebuah postingan blog, menanggapi rencana pemerintah tersebut dengan menyebutnya “radikal.” Perusahaan ini memperingatkan bahwa pemisahan bisnis inti mereka dapat memperburuk pengalaman pelanggan. Mereka juga mengklaim bahwa langkah tersebut dapat “merusak” ekosistem Android dan Chrome, menghambat inovasi dalam kecerdasan buatan, serta memaksa perusahaan untuk berbagi informasi pribadi dengan pesaing, yang tentunya berisiko merusak privasi pengguna.
“Kami percaya bahwa inovasi dan persaingan di pasar tidak dapat dicapai dengan membongkar salah satu perusahaan paling inovatif di dunia. Kami akan terus berjuang untuk melindungi kepentingan pelanggan kami,” tulis Google dalam pernyataannya.
Jika rencana pembubaran ini dilanjutkan, dampaknya bisa sangat besar tidak hanya bagi Google, tetapi juga untuk industri teknologi secara keseluruhan. Banyak pengamat berpendapat bahwa pemisahan tersebut bisa membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan baru untuk bersaing secara lebih adil. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa langkah ini bisa mengganggu layanan yang saat ini sudah terintegrasi dengan baik dan mengakibatkan kebingungan di kalangan pengguna.
Keputusan ini juga menjadi perhatian serius bagi regulator dan legislator lainnya di seluruh dunia, yang kini semakin mengawasi aktivitas perusahaan teknologi besar yang beroperasi di negara mereka.
Pemerintah AS kini berada di persimpangan jalan dalam menangani isu monopoli di dunia teknologi. Rencana pembubaran Google menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani praktik bisnis yang dianggap tidak adil, namun juga memunculkan berbagai tantangan baru terkait inovasi, privasi, dan pengalaman pengguna. Seiring berjalannya waktu, perkembangan kasus ini akan terus dipantau dengan seksama oleh berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk konsumen, pelaku industri, dan pemerintah.