reachfar – Tiga sandera pria Israel telah dibebaskan dari Gaza dalam putaran kelima pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas. Pembebasan ini menjadi sorotan dunia, terutama karena penampilan para tawanan yang sangat kurus dan lemah setelah berbulan-bulan ditawan.
Pembebasan tiga sandera Israel, yaitu Eli Sharabi, Or Levi, dan Ohad Ben Ami, berlangsung di kota Deir Al-Balah, Gaza Tengah, pada Sabtu pagi, 8 Februari 2025. Proses ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sebelum pembebasan, Hamas menggelar upacara di mana para tawanan diarak di depan kerumunan massa yang menyaksikan dengan penuh emosi.
Para tawanan yang dibebaskan terlihat sangat kurus dan lemah. Mereka tampak sangat rapuh dan tidak berdaya, menunjukkan betapa sulitnya kondisi mereka selama ditawan. Penampilan mereka yang mengejutkan ini menjadi sorotan utama dalam berita internasional, mengingatkan dunia akan kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan selama konflik berlangsung.
Keluarga para tawanan yang menyaksikan pembebasan melalui televisi di Israel terlihat sangat terharu dan menangis melihat anggota keluarga mereka kembali. Reaksi ini juga dirasakan oleh publik internasional yang mengikuti berita ini. Banyak yang merasa terenyuh melihat kondisi para tawanan yang sangat memprihatinkan.
Setelah pembebasan, para tawanan langsung dibawa ke fasilitas keamanan di dekat lokasi untuk menjalani pemeriksaan medis awal. Mereka kemudian akan diantar ke rumah sakit di Israel untuk perawatan lebih lanjut. Keluarga mereka sudah menunggu di rumah sakit untuk menyambut kedatangan mereka.
Pembebasan tiga sandera Israel ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sebagai imbalannya, Israel juga akan membebaskan 183 tahanan Palestina. Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membawa kedamaian di wilayah yang dilanda konflik berkepanjangan.
Pembebasan tiga sandera Israel oleh Hamas menjadi momen yang sangat emosional dan penuh harapan. Meskipun kondisi fisik para tawanan sangat memprihatinkan, pembebasan ini menunjukkan bahwa dialog dan negosiasi masih bisa menjadi jalan untuk mengurangi kekerasan dan membawa kedamaian di wilayah yang dilanda konflik. Dunia berharap bahwa kesepakatan ini bisa menjadi langkah awal menuju resolusi yang lebih permanen dan damai di masa depan.