reachfar.org – Presiden China, Xi Jinping, telah mengumumkan serangkaian perubahan struktural besar dalam Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dengan tujuan utama untuk memastikan kesiapan militer negara tersebut dalam menghadapi konflik masa depan. Sebuah langkah signifikan dalam restrukturisasi ini adalah pembentukan Pasukan Dukungan Informasi (ISF), yang mengambil alih dan memperluas fungsi dari Pasukan Dukungan Strategis (SSF) yang lama.
Lahirnya ISF dan Transformasi Fungsi Militer
Dalam sebuah upacara yang dilaporkan pada Jumat, 19 April, Xi Jinping mengemukakan bahwa ISF akan memegang peran krusial dalam mendukung kapasitas militer China untuk ‘bertarung dan menang di peperangan modern’. ISF ini diharapkan akan memajukan kemampuan China dalam perang ruang angkasa, siber, elektronik, dan psikologis, yang merupakan aspek-aspek penting dalam konflik kontemporer.
Pengumuman Kementerian Pertahanan China
Kementerian Pertahanan China telah menyampaikan bahwa perombakan tersebut mengkonfigurasi ulang PLA menjadi empat cabang angkatan bersenjata utama dan empat pasukan spesialisasi yang mencakup pecahan dari SSF yang sebelumnya. Empat cabang tersebut yaitu angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan roket, sedangkan empat pasukan spesialisasi termasuk ISF, Pasukan Ruang Angkasa, Pasukan Ruang Siber, dan Pasukan Bantuan Logistik Gabungan.
Analisis dari Pengamat Pertahanan
Wuthnow, seorang analis pertahanan dari Universitas Pertahanan Nasional Amerika Serikat, menilai bahwa restrukturisasi ini merupakan bagian dari strategi Xi Jinping untuk mengantisipasi bentuk peperangan yang akan datang. Ini terkait dengan persiapan China dalam menghadapi potensi konfrontasi dengan Amerika Serikat, khususnya dalam konteks ‘intelligentized warfare’, yang mengintegrasikan manusia dengan teknologi canggih.
Implikasi dari Peningkatan ‘Intelligentized Warfare’
Reorganisasi ini mencerminkan prioritas China dalam mengakselerasi pengembangan peperangan yang diinteligensikan, sebuah konsep yang menggabungkan inovasi teknologi dan industri dengan taktik militer. Transformasi ini tidak hanya memperkuat posisi China dalam persaingan global tetapi juga mengindikasikan pergeseran dalam doktrin militer yang semakin mengedepankan peran teknologi dalam strategi pertahanan dan keamanan negara.