reachfar.org – Philippe Lazzarini, pemimpin Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), telah mengungkapkan insiden memilukan di Jalur Gaza, dimana setidaknya dua anak telah kehilangan nyawa mereka sebagai akibat dari gelombang panas parah yang melanda wilayah tersebut. Laporan ini disampaikan melalui platform media sosial pada tanggal 27 April.
Kondisi Parah di Rafah: Hidup dalam ‘Rumah Kaca’
Gaza, terutama kawasan Rafah, telah mengalami suhu ekstrem dalam beberapa hari terakhir, memperparah kondisi yang sudah kritis. Sekitar 1,5 juta warga Palestina menghadapi realitas hidup dalam bangunan yang seperti ‘rumah kaca’, yang tidak mampu menahan panas yang menyengat, menambah penderitaan warga di sana.
Urgensi Gencatan Senjata
Dengan penekanan yang mendalam, Lazzarini memproklamirkan bahwa perang yang berlangsung harus dihentikan. Beliau menyerukan gencatan senjata yang menurutnya sudah sangat terlambat, melihat deretan kesulitan yang dihadapi oleh penduduk – dari kematian dan kelaparan hingga penyakit dan pengungsian, yang kini diperberat oleh kondisi iklim yang ekstrem.
Angka Kematian dan Krisis Kemanusiaan
Konflik di Gaza telah menimbulkan korban yang jumlahnya mencapai lebih dari 34 ribu orang, dengan korban terbanyak adalah anak-anak dan perempuan. Keadaan ini bertambah tragis dengan keterbatasan akses ke air bersih, makanan, dan medis yang sangat dibutuhkan oleh warga yang mengungsi.
Tantangan Ketersediaan Air
Gelombang panas telah mempersulit kehidupan di Gaza, menurut laporan UNRWA. Dengan kenaikan suhu, penduduk Gaza kini mendapati diri mereka hanya memiliki akses ke kurang dari satu liter air per orang setiap harinya untuk segala keperluan, sebuah jumlah yang jauh dari standar minimum 15 liter yang ditetapkan oleh Standar Sphere.
UNRWA menyoroti situasi kemanusiaan yang mendesak di Jalur Gaza, di mana warganya berjuang untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang semakin tidak manusiawi akibat gelombang panas. Seruan internasional untuk bantuan mendesak dan resolusi konflik menjadi lebih penting dari sebelumnya, seiring dengan meningkatnya suhu dan bertambahnya tantangan yang dihadapi oleh penduduk Gaza.