reachfar – Banaue Filipina, di tengah pegunungan yang menakjubkan di Filipina Utara, terdapat seorang wanita luar biasa yang telah mengukir sejarah dengan seninya. Whang-Od, seniman tato berusia 107 tahun, tidak hanya dikenal sebagai tatois tertua di dunia, tetapi juga sebagai simbol kekuatan budaya dan tradisi Filipina. Melalui seni tato tradisionalnya, Whang-Od telah menjaga warisan budaya Kalinga tetap hidup di era modern ini.
Whang-Od lahir pada 17 Februari 1917, di daerah Buscalan, yang terletak di provinsi Kalinga. Dia adalah generasi ketiga dalam keluarganya yang menjadi seniman tato, dan sejak usia muda, dia sudah terlibat dalam praktik ini. Seni tato bagi masyarakat Kalinga bukan sekadar hiasan, melainkan bagian penting dari identitas dan ritual. Tato melambangkan keberanian, status sosial, dan pencapaian seseorang.
Selama bertahun-tahun, Whang-Od telah mengukir ribuan tato pada kulit orang-orang, menggunakan metode tradisional yang melibatkan alat-alat sederhana seperti duri bambu dan arang. Meskipun banyak desainer dan seniman tato modern yang menggunakan teknologi canggih, Whang-Od tetap setia pada metode tradisionalnya, yang telah menjadi ciri khasnya.
Dengan semakin berkembangnya zaman, Whang-Od menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi ini tetap relevan di tengah arus globalisasi. Meskipun banyak orang muda yang lebih memilih tato modern, ia berusaha untuk menarik perhatian generasi baru dengan cara mengajarkan seni tato kepada cucu-cucunya, seperti Grace Palicas, agar warisan ini tidak hilang.
“Ketika saya melihat cucu saya tertarik pada seni tato, saya merasa harapan saya untuk meneruskan tradisi ini akan terwujud,” ujar Whang-Od. “Saya ingin mereka memahami makna dan nilai dari setiap garis yang saya gambar.”
Popularitas Whang-Od semakin meningkat setelah namanya dikenal di media sosial dan dokumenter yang menyoroti kehidupannya. Banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia datang ke Buscalan hanya untuk mendapatkan tato dari tangan Whang-Od. Meskipun usianya yang sudah lanjut, ia tetap melayani pengunjung dengan penuh semangat.
Keberadaan Whang-Od sebagai ikon tato juga membawa dampak positif bagi komunitasnya. Para wisatawan yang datang ke desa Buscalan tidak hanya mendapatkan pengalaman spiritual melalui tato, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi lokal. Keberadaan mereka membantu mendukung mata pencaharian masyarakat setempat, termasuk pertanian dan kerajinan tangan.
Dengan banyaknya perhatian yang diberikan kepada Whang-Od dan seni tatonya, kini ada kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya pelestarian budaya dan tradisi. Pemerintah Filipina dan berbagai organisasi budaya berupaya untuk mendukung dan mempromosikan seni tato tradisional ini, agar tidak hanya diingat sebagai bagian dari sejarah, tetapi juga tetap hidup dan relevan di masa depan.
“Seni tato adalah bagian dari identitas kita,” kata Whang-Od. “Saya berharap generasi mendatang akan menghargai dan melestarikan tradisi ini, agar tidak hilang ditelan zaman.”
Whang-Od bukan sekadar seniman tato; dia adalah simbol keberanian, tradisi, dan keindahan budaya Filipina. Melalui karya-karyanya, ia menunjukkan bahwa seni tidak hanya soal penampilan, tetapi juga memiliki makna yang dalam. Meskipun dunia terus berubah, warisan yang dibawa oleh Whang-Od akan selalu dikenang dan diabadikan dalam sejarah.
Dengan usia 107 tahun, Whang-Od mengajarkan kita tentang kekuatan tradisi dan pentingnya menjaga akar budaya di tengah modernitas. Seni dan kehidupan Whang-Od adalah pengingat bahwa, meskipun waktu berlalu, nilai-nilai dan warisan budaya kita harus terus dipertahankan dan dirayakan.