reachfar – Sebuah gambar propaganda yang disebarkan oleh Tiongkok selama latihan militer besar-besaran pada hari Senin di sekitar Taiwan seharusnya mengirimkan pesan positif kepada masyarakat pulau tersebut. Namun, gambar tersebut malah dikecam sebagai sesuatu yang aneh, menyeramkan, dan bahkan dianggap mirip dengan “pelecehan seksual” oleh banyak pengamat.
Pada hari Senin, Tiongkok melaksanakan serangkaian latihan militer yang ditujukan untuk menunjukkan kekuatan militernya dengan mengepung pulau utama Taiwan serta wilayah terluarnya. Latihan ini melibatkan sejumlah besar pesawat tempur, puluhan kapal angkatan laut dan penjaga pantai, serta serangan siber, yang semuanya bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan Tiongkok dalam melakukan blokade dan serangan terhadap Taiwan.
Selain demonstrasi kekuatan militer, Tiongkok juga melancarkan propaganda yang sangat terlihat selama latihan tersebut. Salah satu konten yang mencolok adalah montase video yang menampilkan tentara yang bergegas menuju pengangkut pasukan, serta gambar kapten yang menatap melalui teropong dari dek kapal perang. Di samping itu, terdapat tajuk rencana yang menjanjikan “penyatuan kembali yang tak terelakkan”.
Di antara semua materi propaganda tersebut, satu gambar yang menonjol adalah simbol hati cinta yang disertakan. Gambar ini diharapkan dapat menyampaikan pesan persatuan dan cinta, namun tanggapan yang muncul dari masyarakat Taiwan justru sebaliknya. Banyak yang menilai gambar ini tidak hanya tidak tepat tetapi juga menciptakan rasa ketidaknyamanan, bahkan mengaitkannya dengan konotasi negatif.
Reaksi terhadap gambar dan propaganda ini cukup tajam. Banyak warga Taiwan yang merasa bahwa pesan yang disampaikan lebih kepada intimidasi daripada ajakan untuk bersatu. Beberapa komentar di media sosial mengekspresikan ketidakpuasan dan menganggap bahwa tindakan Tiongkok ini justru semakin memperdalam rasa takut dan penolakan terhadap pengaruh Tiongkok.
Pengamat internasional juga menyoroti bahwa penggunaan propaganda dalam konteks latihan militer ini menunjukkan pendekatan Tiongkok yang semakin agresif terhadap Taiwan. Pendekatan semacam ini dianggap berisiko dan dapat memperburuk ketegangan yang sudah ada di Selat Taiwan.
Latihan militer Tiongkok ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan Asia-Pasifik. Tiongkok telah lama mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak segan-segan untuk menggunakan kekuatan militer jika diperlukan untuk merebut kembali pulau tersebut.
Dari sisi lain, Taiwan terus meningkatkan kemampuan pertahanannya dan mengandalkan dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lainnya, untuk menjaga kedaulatannya. Ketegangan yang muncul dari latihan militer ini menunjukkan bahwa situasi di kawasan tersebut sangat kompleks dan dapat memicu konflik yang lebih besar jika tidak dikelola dengan baik.
Latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan dengan penyebaran propaganda yang dianggap menyeramkan dan tidak pantas menunjukkan betapa seriusnya ketegangan yang terjadi di kawasan ini. Penggunaan simbol-simbol yang tidak sensitif dalam konteks yang penuh tekanan menciptakan respons negatif dari masyarakat Taiwan dan menambah kerumitan situasi yang sudah tegang. Ke depan, penting bagi semua pihak untuk mencari jalan dialog dan penyelesaian yang damai untuk mencegah kemungkinan konflik yang lebih besar.