reachfar – Mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sebagai bagian dari gerakan nasional bertajuk “Indonesia Gelap”. Aksi ini menuntut penolakan terhadap kebijakan efisiensi dana otonomi khusus (otsus) dan berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB ini diikuti oleh ratusan mahasiswa yang membawa spanduk dan poster dengan tulisan “Indonesia Gelap”. Dalam orasinya, Annas, salah satu koordinator aksi, mendesak pemerintah untuk mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.
“Kami menuntut transparansi status pembangunan dan transparansi keseluruhan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, kami menolak revisi UU Minerba dan dwifungsi TNI, serta meminta RUU Perampasan Aset disahkan,” ujar Annas dengan lantang.
Aksi ini juga menuntut pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat dan menolak berbagai kebijakan yang dianggap semakin jauh dari prinsip keadilan sosial dan demokrasi. Mahasiswa juga menuntut peningkatan taraf hidup rakyat, pembayaran tunjangan untuk guru, ASN, dan dosen, serta perbaikan output program MBG.
“Kami menuntut pemerintah untuk lebih serius dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi rakyat. Kami tidak ingin Indonesia semakin gelap dan rakyat semakin menderita,” tambah Annas.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung dengan tertib dan damai, dengan pengamanan ketat dari pihak kepolisian. Mahasiswa berharap bahwa suara mereka didengar oleh pemerintah dan berbagai tuntutan mereka dapat dipenuhi demi kesejahteraan rakyat Indonesia.