suriah-berdarah-lagi-300-nyawa-melayang-dalam-4-hari-sohr-soroti-kegagalan-gencatan-senjata

reachfar – Konflik bersenjata yang meledak antara pasukan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi di beberapa wilayah sejak Kamis (15 Agustus 2024) telah menewaskan 303 orang, menurut laporan terbaru dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di London. Korban jiwa termasuk 89 warga sipil, 182 kombatan, dan 32 anak-anak, dengan puluhan ribu lainnya mengungsi akibat eskalasi kekerasan ini.

Pusat Pertempuran dan Kronologi

Bentrokan terparah terjadi di Provinsi Daraa (selatan) dan Idlib (barat laut), dua wilayah yang menjadi kantong perlawanan oposisi. Menurut SOHR, pertempuran dipicu upaya pasukan Presiden Bashar al-Assad merebut desa strategis di Daraa setelah gagalnya negosiasi gencatan senjata. Sementara di Idlib, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan balasan terhadap posisi militer pemerintah.

  • KamIs–Jumat (15-16 Agustus): Serangan udara dan artileri pemerintah menghantam permukiman di Daraa, menewaskan 47 warga sipil.
  • Sabtu (17 Agustus): Pertempuran jarak dekat di Idlib menewaskan 60 kombatan dari kedua pihak.
  • Minggu (18 Agustus): Militer Suriah mengklaim kendali atas kota Maaraba di Daraa, tetapi SOHR menyebut pertempuran masih berlanjut.

Pernyataan SOHR dan Reaksi Internasional

Direktur SOHR, Rami Abdul Rahman, menyebut situasi ini sebagai “eskalasi terburuk sejak 2022”“Pemerintah menggunakan taktik bumi hangus. Banyak korban sipil terjebak dalam pertempuran tanpa bisa mengungsi,” ujarnya.

PBB dan Palang Merah Internasional (ICRC) telah mendesak “penghentian segera kekerasan”. Sekjen PBB António Guterres menyatakan keprihatinan atas terhambatnya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah konflik. Sementara itu, pemerintah Suriah membantah menargetkan warga sipil dan menyalahkan kelompok oposisi karena “menyembunyikan teroris di permukiman”.

Dampak Kemanusiaan

  • 35.000 orang mengungsi dari Daraa ke perbatasan Yordania.
  • Rumah sakit lapangan di Idlib melaporkan kehabisan stok darah dan obat-obatan.
  • Sebuah sekolah yang dijadikan tempat pengungsian di Idlib timur dibombardir pada Sabtu dini hari, menewaskan 12 anak-anak.

Analisis Politik

Pakar konflik Suriah, Dr. Lina Khatib dari Chatham House, menyebut eskalasi ini terkait dengan ketegangan regional yang melibatkan Turki dan Rusia“Rusia mendukung serangan Assad di Daraa, sementara Turki diam-diam memperkuat kelompok oposisi di Idlib. Ini adalah proxy war yang memperpanjang penderitaan rakyat Suriah,” jelasnya.

Masa Depan Suram

Meski pemerintah Suriah mengklaim sedang “memulihkan keamanan”, SOHR memprediksi korban akan terus bertambah. Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB dijadwalkan Senin (19 Agustus), tetapi veto Rusia dan China diperkirakan kembali menghalangi resolusi berarti.

Sementara itu, warga Suriah seperti Ahmed al-Masri (34), yang kehilangan tiga anggota keluarganya di Daraa, berteriak pilu: “Dunia hanya menonton. Kapan ini berakhir?”