Banjir Sungai Ciliwung Terjang Kampung Pensiunan, 423 Jiwa di Cisarua Bogor Terdampak

reachfar – Banjir bandang melanda Kampung Pensiunan di Desa Cisarua, Bogor, pada Selasa dini hari (25 Juni 2024), menyusur luapan Sungai Ciliwung yang melampaui ambang batas akibat hujan deras berdurasi 12 jam. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat 423 jiwa terdampak, termasuk 112 kepala keluarga yang mengungsi ke balai desa dan sekolah terdekat.

Kronologi dan Dampak Kerusakan

Banjir terjadi sekitar pukul 02.30 WIB, ketika debit Sungai Ciliwung mencapai 250 m³/detik—melebihi kapasitas normal 180 m³/detik. Air setinggi 1,5–2 meter menggenangi 87 rumah, merusak perabotan, dokumen penting, dan puluhan hewan ternak. Tiga warga lansia mengalami luka ringan akibat terjatuh saat evakuasi mandiri.

“Kami kaget karena air datang tiba-tiba. Barang-barang tidak sempat diselamatkan, bahkan KTP dan sertifikat tanah hanyut,” keluh Surya (58), warga RT 03 yang rumahnya terendam parah.

Penyebab dan Kerentanan Lingkungan

BPBD Bogor mengidentifikasi dua faktor utama banjir ini:

  1. Curah Hujan Ekstrem: Stasiun Klimatologi Bogor mencatat akumulasi hujan 214 mm dalam 12 jam, termasuk kategori ekstrem oleh BMKG.
  2. Penyempitan Sungai: Sedimen dan sampah domestik menumpuk di hilir Sungai Ciliwung, mengurangi kapasitas tampung air.

Kampung Pensiunan sendiri termasuk daerah rawan karena terletak di bantaran sungai dengan kemiringan lereng 30–45 derajat. Sebanyak 60% wilayahnya belum memiliki tanggul permanen, meski program normalisasi sungai telah dianggarkan sejak 2022.

banjir-sungai-ciliwung-terjang-kampung-pensiunan-423-jiwa-di-cisarua-bogor-terdampak

Upaya Tanggap Darurat

Tim gabungan BPBD, TNI, dan relawan lokal bergerak cepat untuk:

  • Mendirikan dapur umum yang menyediakan 500 paket makanan harian.
  • Membangun posko kesehatan darurat dengan dukungan 2 dokter dan 5 perawat.
  • Membersihkan lumpur dan sampah menggunakan 3 ekskavator sejak pagi hari.

Bupati Bogor, Ade Yasin, mengunjungi lokasi dan menjanjikan bantuan tunai darurat sebesar Rp10 juta per kepala keluarga. Namun, warga menuntut solusi jangka panjang: “Kami ingin relokasi atau pembangunan tanggul yang kuat. Setiap tahun banjir, setiap tahun pula kami mulai dari nol,” protes Aminah (45), korban banjir yang sudah mengungsi 4 kali dalam 5 tahun terakhir.

Pelajaran Mitigasi dan Tekanan Urbanisasi

Insiden ini kembali menyingkap lemahnya koordinasi tata ruang di Bogor. Menurut Dr. Ahmad Syarif, pakar hidrologi IPB, alih fungsi lahan di hulu (kawasan Puncak) menjadi villa dan pertanian intensif memperparah limpasan air ke hilir. Sebanyak 40% daerah resapan di Cisarua telah berubah menjadi permukiman dalam dekade terakhir.

Pemerintah Kabupaten Bogor mengklaim sedang mempercepat pembangunan retaining basin (waduk penahan) di Kecamatan Megamendung. Namun, proyek senilai Rp120 miliar ini baru akan selesai pada 2026—waktu yang dinilai terlalu lama oleh warga.

Langkah ke Depan: Antara Relokasi dan Adaptasi

BPBD mengimbau warga Kampung Pensiunan untuk sementara mengungsi ke rumah saudara hingga genangan surut. Sementara itu, pemetaan zona merah banjir oleh Bappenas akan menjadi acuan program relokasi 2025.

Banjir Ciliwung kali ini bukan hanya bencana alam, tapi juga cerminan kegagalan pengelolaan lingkungan yang berulang. Seperti kata pepatah, “Banjir datang bukan hanya membawa air, tapi juga pertanyaan: sampai kita akan abai pada alam?”

Akses Perimeter Utara Bandara Soetta Ditutup Sementara Akibat Banjir

reachfar – Akses perimeter utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ditutup sementara akibat genangan banjir yang masih melanda kawasan tersebut. Penutupan akses ini dilakukan untuk memastikan keselamatan pengguna jalan dan operasional bandara tetap berjalan lancar.

Genangan banjir di kawasan perimeter utara Bandara Soetta terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir. Genangan air mencapai ketinggian sekitar 50-70 cm, sehingga membuat akses jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan.

“Kondisi genangan banjir ini cukup parah dan membuat akses perimeter utara tidak bisa dilalui. Kami telah menutup akses ini sementara untuk menghindari risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan semua pihak,” ujar General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Soetta, Muhammad Awaluddin.

Penutupan akses perimeter utara ini berdampak pada lalu lintas di sekitar bandara. Beberapa pengguna jalan yang biasanya melintasi akses ini harus mencari alternatif rute lain untuk menuju ke bandara atau keluar dari kawasan bandara.

“Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk mengikuti rambu-rambu yang ada dan mencari alternatif rute yang telah disediakan. Kami juga telah menempatkan petugas di beberapa titik untuk membantu mengatur lalu lintas,” tambah Awaluddin.

akses-perimeter-utara-bandara-soetta-ditutup-sementara-akibat-banjir

Tim dari PT Angkasa Pura II dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang telah bekerja sama untuk menangani genangan banjir ini. Beberapa pompa air telah dikerahkan untuk menurunkan tingkat genangan air di kawasan perimeter utara.

“Kami sedang berupaya keras untuk menurunkan tingkat genangan air secepat mungkin. Kami berharap dalam beberapa jam ke depan, genangan air dapat surut dan akses perimeter utara dapat dibuka kembali,” ujar Kepala BPBD Tangerang, Deden Apriandi.

Meskipun akses perimeter utara ditutup, operasional bandara tetap berjalan normal. PT Angkasa Pura II telah menyiapkan alternatif rute untuk kendaraan operasional bandara dan penumpang.

“Kami memastikan bahwa operasional bandara tetap berjalan lancar dan tidak terganggu oleh penutupan akses ini. Kami juga telah menyediakan informasi yang jelas bagi seluruh penumpang mengenai alternatif rute yang dapat digunakan,” kata Awaluddin.

Penutupan sementara akses perimeter utara Bandara Soetta akibat genangan banjir menunjukkan komitmen PT Angkasa Pura II dan BPBD Tangerang dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan serta operasional bandara. Dengan upaya penanganan yang cepat dan koordinasi yang baik, diharapkan genangan air dapat segera surut dan akses dapat dibuka kembali dalam waktu dekat.

Banjir di Thailand Utara: Penyelamatan 100 Gajah Berhasil Dilakukan, Namun Dua Gajah Tidak Selamat

reachfar – Sebuah bencana alam telah mengguncang Thailand utara setelah hujan deras yang menyebabkan banjir bandang. Di tengah keadaan darurat ini, sekitar 100 gajah yang terjebak di tempat perlindungan gajah di Chiang Mai berhasil diselamatkan, meskipun tragisnya dua gajah dilaporkan tidak selamat dalam proses evakuasi.

Banjir bandang yang terjadi pada akhir pekan lalu memaksa pihak perlindungan gajah, Elephant Nature Park, untuk segera melakukan evakuasi. Air banjir dengan cepat menggenangi area tersebut, membuat banyak gajah terjebak dalam genangan air yang dalam. Tim penyelamat bekerja siang dan malam untuk memastikan keselamatan gajah-gajah tersebut.

“Penyelamatan ini adalah prioritas utama kami. Kami tahu betapa pentingnya menjaga keselamatan gajah, terutama di saat seperti ini,” kata Lek Chailert, pendiri Elephant Nature Park. “Meskipun kami telah melakukan segala upaya, kami sangat menyesal atas kehilangan dua gajah dalam proses ini.”

banjir-di-thailand-utara-penyelamatan-100-gajah-berhasil-dilakukan-namun-dua-gajah-tidak-selamat
Pemandangan tempat perlindungan gajah yang banjir di Chiang Mai menjadi pengingat akan kerentanan hewan dan lingkungan terhadap bencana alam.

Tim penyelamat menggunakan perahu karet dan alat berat untuk membantu mengeluarkan gajah-gajah dari area yang terendam. Banyak sukarelawan dan pekerja di tempat perlindungan terjun langsung membantu proses evakuasi, menavigasi rute yang berbahaya untuk mencapai gajah-gajah yang terjebak.

Gajah-gajah yang berhasil diselamatkan kemudian dibawa ke lokasi yang lebih aman, di mana mereka akan dirawat dan diperiksa kesehatannya. Para ahli juga dipanggil untuk memantau kondisi fisik dan mental gajah-gajah setelah pengalaman traumatis ini.

Banjir di Thailand utara tidak hanya berdampak pada gajah, tetapi juga pada lingkungan sekitarnya. Banyak daerah pertanian terendam, mengakibatkan kerugian besar bagi petani. Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan banjir susulan dan mengimbau warga untuk tetap waspada.

“Banjir ini adalah pengingat betapa rentannya ekosistem kita. Kami harus bekerja sama untuk melindungi lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya,” ungkap seorang pejabat pemerintah setempat.

banjir-di-thailand-utara-penyelamatan-100-gajah-berhasil-dilakukan-namun-dua-gajah-tidak-selamat
Banjir yang melanda tempat perlindungan satwa liar ini disebabkan oleh hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari.

Berita tentang penyelamatan gajah ini mendapat perhatian besar dari masyarakat. Banyak orang mengungkapkan kepedulian mereka melalui media sosial dan mendukung upaya penyelamatan. Beberapa donasi juga telah mengalir untuk membantu biaya perawatan gajah-gajah yang selamat.

“Keberhasilan penyelamatan ini menunjukkan betapa pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap makhluk hidup. Kami berharap kedua gajah yang hilang diingat sebagai bagian dari perjuangan untuk melindungi gajah di Thailand,” tulis seorang aktivis di media sosial.

Meskipun penyelamatan sekitar 100 gajah dari banjir bandang di Thailand utara berhasil dilakukan, kehilangan dua gajah menjadi pengingat pahit akan dampak bencana alam terhadap kehidupan hewan. Pihak berwenang dan organisasi perlindungan hewan diharapkan dapat bekerja sama untuk meningkatkan upaya mitigasi risiko dan melindungi makhluk hidup di tengah ancaman bencana di masa depan. Semoga pengalaman ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua dalam menjaga lingkungan dan melindungi spesies yang terancam punah.