reachfar – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan respons Presiden Prabowo Subianto terkait insiden keracunan makanan yang menimpa 40 siswa SD di Sukoharjo, Jawa Tengah, usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) pada Kamis (16/1). Menurut Dadan, Prabowo mengapresiasi penanganan cepat yang dilakukan dalam insiden tersebut.
Dadan menjelaskan bahwa Prabowo menilai insiden keracunan di Sukoharjo sebagai risiko yang bisa terjadi kapan saja. “Kejadian di Sukoharjo itu hanya berlangsung sebentar saja dan segera mengganti menu yang kurang baik. Sehingga Pak Presiden apresiasi untuk hal itu, dan beliau menilai ini hal yang bisa saja terjadi kapan saja,” kata Dadan usai rapat bersama Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1).
Dadan menekankan bahwa insiden keracunan murni disebabkan oleh kesalahan teknis dan tidak ada unsur kesengajaan. Para petugas segera menyadari ada masalah dengan makanan ayam crispy yang disajikan dan langsung menggantinya dengan telur. “Pada saat dibagikan, petugas kami segera menyadari bahwa ada hal yang kurang beres dengan makanan ayam crispy-nya sehingga sisa yang 2.400-nya segera ditarik, digantikan dengan telur,” jelasnya.
Seluruh siswa yang keracunan langsung mendapatkan penanganan medis dari petugas Puskesmas dan kini telah sembuh serta kembali bersekolah. “Hari ini mereka sudah sekolah lagi dan diberikan pelayanan makan, dan didampingi oleh petugas Puskesmas, makan di sekolah dan normal,” ujar Dadan.
Insiden ini menjadi evaluasi penting bagi BGN untuk memperketat standar operasional prosedur (SOP) dalam penyiapan MBG. “Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” kata Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Presiden.
Dadan juga menekankan pentingnya pemenuhan kalori sesuai dengan tahap perkembangan, komposisi gizi, kehigienisan, dan keamanan makanan. “Jadi ini dari awal memang sudah menjadi concern kami, sehingga program ini tidak bisa leluasa dikerjakan oleh siapa saja dan harus ada pegawai yang cepat tanggap dan reaksinya cepat,” tutur Dadan.
Insiden keracunan di Sukoharjo ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat dalam program MBG. Dengan respons cepat dan evaluasi yang dilakukan, diharapkan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. Kami akan terus mengikuti perkembangan dan penanganan lebih lanjut terkait program MBG ini.